top of page

Communication & Fashion

Hey! Kalian sadar ga kalo gaya pakaian yang dikenakan kalian itu mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain?. Gak sengaja sih ini gara-gara baca buku tentang fashion dan komunikasi jadinya pengen sharing ama kalian semua, hohoho.

Di buku The Language of Clothes, Lurie coba nyimpulin kalo fashion itu punya ratusan kata di segala bentuk pemasangannya, dan mampu mengekspresikan begitu banyak makna ketika dikenakan oleh seseorang. Biasanya kan ’bahasa’ itu terdiri dari verbal dan non-verbal tuh, dan bahasa lah satu-satunya sarana yang paling tepat untuk mengekspresikan atau menyampaikan sesuatu. Nah, kalo kalian sadari sih emang ada teori non-verbal, misalnya musik, gerakan, foto, dan termasuk pakaian yang kalian kenakan! Seru juga sih jadi kita bisa maen kode gitu ke orang-orang lewat pakaian yang kita pake. Lagi galau mungkin bisa pake warna hitam-hitam haha.

 

Oh ya fashion dan komunikasi memiliki kekuatan lho. Dari segi politik juga banyak pesan yang wah maknanya dalem banget, misalnya gaya pakaian street punk atau skingirl kan ada makna-maknanya. Atau simpelnya t-shirt band deh! Basically mereka ingin menunjukkan kalo suka ama band tersebut atau inspirasi hidup atau fans berat. Gitu kan? Atau jangan-jangan cuma buat ’so cool’ aja? Haha hati-hati ah ntar kalo pake baju band terus ditanya soal album-album band itu dan blank ga tau banget.

 

Okay, balik lagi ke cerita awal, berdasarkan pengalaman sehari-hari pakaian itu kan dipilih sesuai dengan apa yang akan dilakukan pada hari itu, bagaimana suasana hati seseorang, siapa yang akan ditemuinya dan seterusnya, tempaknya hal ini menegaskan pandangan bahwa fashion dipergunakan untuk mengirimkan pesan tentang diri seseorang pada orang lain. Nah, image  seseorang juga kan kadang suka terbentuk hasilnya dari tampilan luar aja, ya itu karena pakaian yang dia kenakan itu mengeluarkan pesan-pesan tertentu. So, sekarang kalian bisa nambahin tuh strategi berpakaian untuk nunjukkin siapa kamu ke orang-orang. Selamat ngulik gaya pakaian! :)

Disini, Sekarang, dan Disana

 

Disini, Sekarang, dan Disana adalah judul pertunjukkan yang Saya ikuti. Pertunjukkan ini didasari dengan menyatukan visi dan misi dari berbagai perbedaan antara Indonesia dengan Prancis. Melalui perbedaan bahasa dan budaya, Chabatz dan seniman Indonesia berinteraksi untuk bersatu menciptakan sesuatu yang baru. Prosesnya adalah saling bertukar ide dan pikiran dari dua arah, menyatukan berbagai pola pikir dengan konsep-konsep yang memiliki pesan untuk public.

 

Melalui interaksi dalam residensi, Saya merasakan adanya pengolahan ide dan pikirn yang akhirnya mulai tercipta sebuah keseimbangan. Keseimbangan itu terbentuk dalam berbagai bentuk, menerima pendapat, menyampaikan pendapat, dan menghargai. Dalam proses residensi tersebut Saya tertarik dengan keseimbangan antara dimensi pra modern (tradisional) dengan dimensi modern.

 

Jadi, Saya berpikir dan membayangkan untuk menciptakan sebuah alur cerita kehidupan sehari-hari dalam 3 dimensi yang saling berhubungan. Pra modern, modern dan post modern (campuran tradisional-modern).

 

Melalui judul Disini, Sekarang dan Disana, Saya membayangkan ada perbedaan ruang dan waktu, sebagai contoh “Disini” mewakili Indonesia atau Timur, dan “Disana” mewakili Prancis atau Barat. Perbedaan ruang dan waktu tersebut berhubungan dengan tempat dan masa, Di Indonesia 100 tahun yang lalu mungkin saja masih tradisional, dan di Prancis 100 tahun yang lalu mungkin saja sudah modern. Kemudian apa yang terjadi “Sekarang”? dalam “Sekarang” terdapat sebuah persamaan, yaitu mengenai manusia-manusianya. Tingkah dan perilaku manusia berpengaruh terhadap lingkungannya. Perilaku buruk, pasti berpengaruh buruk, dan sebaliknya.

 

Masa pra modern yang memiliki atmosphere yang asri, damai, tenang dan cenderung bersatu dengan alam. Kemudian manusia berkembang dan mencari terus hal-hal yang bisa memenuhi kebutuhannya. Dalam proses tersebut akhirnya berkembang menuju masa modern. Manusia melakukan pencarian dan penemuan hal-hal baru untuk memudahkan dan memenuhi kebutuhannya. Dalam proses tersebut kadang manusia tidak terkontrol, serakah, dan merasa berkuasa. Sehingga bentuk-bentuk konsumerisme dan kapitalisme muncul di dalam proses menuju modern. Perilaku dan cara pandang tersebut akhirnya berpengaruh terhadap banyak hal, terhadap alam yang semakin hari semakin habis dan rusak, terhadap generasi muda yang semakin hari semakin apatis. Jika tidak disadari dan terus tidak dikontrol, maka akan terjadi kehancuran yang besar, mungkin bisa dimulai dari sebuah bencana seperti banjir, longsor, hirarki antara kaya dan miskin, kriminalitas yang tinggi dan lain-lain.

 

Oleh karena itu, Saya ingin menyampaikan sebuah pesan kepada public untuk menjadi lebih sadar dan peduli terhadap alam dan generasi yang akan datang. Sebagai contoh sederhana yaitu dengan cara menggabungkan pola pikir dan tingkah laku yang ada di masa tradisional dengan modernitas. Saya membayangkan jika beberapa hal yang ada di masa tradisi dan diaplikasikan atau digabungkan di masa modern dapat membentuk kehidupan yang harmonis. Atmosphere harmonisasi ini melalui pola pikir dan tingkah laku masa tradisi di dalam ruang infrastruktur modernitas.

 

Maka jika dialurkan ke dalam sebuah garis, maka atmosphere-nya seperti ini:

 

 

Pre modern à Transition à Modern à  Transition à Post modern

 

Pre modern:

  • togetherness

  • peace

  • naturalist

  • cheerful

  • fun

 

Modern:

  • Individual

  • Fast

  • Progressive

  • Crowded

  • Lost control

  • Authority

  • Destruction

 

Post modern:

  • Harmony

 

Berjalan Hingga Tigapagi

 

Sebuah venue kecil di Bandung pada tahun 2008 bernama Prefere 72 menjadi sejarah pertemuan Saya dengan Tigapagi. Malam itu adalah gig ke-4 Saya bersama Bottlesmoker dan kami berbagi panggung bersama mereka. Saya masih ingat bagaimana Sigit bermain guitar dan bernyanyi sambil sesekali menghisap rokok dan meminum kopi panas yang disimpan di meja kecil. Saya masih ingat bagaimana Sigit memainkan pematik api di senar-senar guitar-nya dan menghasilkan bebunyian slide guitar yang indah. Saya masih ingat bagaimana Eko dan Prima menciptakan atmosphere malam itu menjadi lebih tenang dan hangat. Saya masih ingat bagaimana Saya bereaksi terhadap music yang mereka mainkan. Ada banyak unsur ketenangan dan kedamaian dari jutaan gelombang suara yang berhasil mereka ciptakan.

 

Pertemuan Saya dengan Tigapagi masih berlanjut di beberapa panggung, sudah mulai tercipta interaksi di belakang panggung, sesekali melakukan hal-hal gila bersama, bercanda, dan bertukar pikiran. Bahkan dalam beberapa kesempatan kami melakukan tour bersama di luar kota Bandung, mengenalkan Saya terhadap Tigapagi menjadi lebih dekat. Saya mampu merasakan energi kreativitas mereka yang tidak terbendung, ide dan konsep yang dipikirkan sangat matang, hingga proses kreativitas yang sangat menginspirasi Saya.

 

Tigapagi mampu mengolah nada musik tradisi Sunda menjadi lebih popular di telinga Saya. Tigapagi berhasil memberikan Saya pengalaman baru dengan music yang mereka ciptakan, banyak terapi yang Saya lakukan melalui rangsangan music-nya, hingga jatuh cinta ketika dikenalkan dengan lagu Tangan Hampa Kaki Telanjang. Arus rasa cinta semakin kuat dengan diperkenalkannya lagu-lagu baru Tigapagi, hingga ketika Saya menulis footnote ini, Saya kembali merasakan kisah asmara baru dengan music Tigapagi. Rasa cinta itu muncul dari single baru tahun 2013 yang berjudul Bailar. Saya begitu bahagia, setiap harinya dibawa jalan-jalan ke tempat yang romantis oleh Bailar. Pertama kali memutarkan Bailar, Saya mengenal betul suara yang bernyanyi di balik Bailar, Saya senang sosok perempuan yang Saya kagumi, Kartika Jahja bernyanyi di lagu ini. Pemilihan yang sangat berkelas bagi Saya.

 

Kartika Jahja di Bailar milik Tigapagi ini memiliki visual yang begitu seksi di kepala Saya. Bailar membawa Saya jauh menuju kota tua di Brazil, penuh dengan kontruksi bangunan bossa nova. Barisan brass yang mendampingi nyanyian Kartika Jahja di akhir lagu mampu membangun jembatan di lagu ini untuk terus berputar mengelilingi konstruksi lainnya. Saya kagum dengan semua keindahan Bailar ini, hingga harus melawan diri untuk menyadari bahwa ini adalah Tigapagi yang sekarang, dan sebagai salah satu orang yang menikmati karya mereka sejak lama tentu saja Bailar ini merupakan karya yang outstanding. Bailar sangat luar biasa dan memiliki tatanan yang sangat tinggi bagi Saya. Senyuman bahagia muncul di lagu Bailar ini karena mampu menunjukkan proses kreativitas yang lebih panjang dan luas. Bailar ini adalah awal permulaan Saya untuk perjalanan baru bersama Tigapagi, sangat excited dan tidak sabar untuk melakukan perjalanan ini dengan mereka.

bottom of page